Scroll to Top

Pertunjukan Film Pendek Musikal “Lentera Di Tepian” Menjadi Sajian Di Penghujung Tahun.

By admin / Published on Tuesday, 22 Dec 2020 16:52 PM / No Comments

Lentera Di Tepian

Cadaazz.com – Bakti Budaya Djarum Foundation bersama ArtSwara Production akan mempersembahkan sebuah pertunjukan film pendek musikal bertajuk Lentera di Tepian yang akan ditayangkan pada Minggu (20/12) pukul 20.00 WIB mendatang di www.indonesiakaya.com.

“Tak terasa 2020 akan segera berakhir, banyak perubahan yang dapat kita rasakan dalam dunia seni pertunjukan selama pandemi. Ruang pentas yang identik dengan bangunan fisik kini beralih ke ruang daring dan perubahan ini menjadi alternatif agar seni pertunjukan tetap bertahan. Walaupun sekarang kita tidak dapat menyaksikan sebuah pertunjukan secara langsung, kami harap keadaan ini dapat mendorong para pelaku seni untuk terus berkarya dan berinovasi dalam menghasilkan pertunjukan-pertunjukan virtual yang menarik seperti Lentera di Tepian ini,” ujar Renitasari Adrian, Program Director www.indonesiakaya.com.

Film pendek musikal yang disutradarai oleh Maera Panigoro dan ditulis oleh Titien Wattimena ini, akan dimeriahkan oleh Bima Zeno, Kikan Namara, Chandra Satria, Simhala Avadana, Sita Nursanti, Taufan Purbo, dan Ubiet Raseuki. Dengan diiringi musik dari Dian HP dan sutradara visual Tanta Ginting, musikal Lentera di Tepian menceritakan tentang Yahya, seorang pemuda yatim yang miskin secara kebetulan bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Cindur, putri seorang bangsawan Palembang.

“Memproduksi sebuah karya di tengah pandemi tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kami. Dengan proses latihan hingga produksi di tengah-tengah keterbatasan sambil menjalankan protokol kesehatan seperti pengecekan suhu badan, menjaga jarak, dan senantiasa mencuci tangan, mendorong kami untuk semaksimal mungkin untuk menyajikan sebuah lakon yang  dapat menginspirasi serta menghibur para penikmat seni di rumah. Semoga lakon ini dapat diterima dengan baik dan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para penikmat seni,” Maera selaku sutradara Lentera di Tepian.

Yahya dan Cindur jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun, hubungan cinta mereka tidak mungkin dapat diwujudkan sebab perbedaan status sosial yang mencolok antara keduanya. Baik Yahya maupun Cindur sama-sama menyadari akan kenyataan itu, namun cinta kasih mereka yang selalu bergejolak mengabaikan kenyataan itu. Itulah sebabnya cinta mereka dilangsungkan melalui surat.

Pada suatu hari Yahya bertekad untuk mengakhiri hubungan cinta mereka yang selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu. Dia hendak melamar Cindur secara terang-terangan. Dengan segala kesederhanaannya, keluarga Yahya pergi melamar Cindur. Namun, maksud kedatangan mereka ditolak oleh keluarga Cindur karena mereka berasal dari keluarga dusun yang miskin. Mereka bahkan menghina dan menyindir keluarga Yahya sehingga rombongan itu pulang dengan membawa segudang rasa malu dan kesal.

Tak lama kemudian keluarga Cindur didatangi oleh Harun, seorang saudagar keturunan Arab yang kaya raya. Lelaki itu bermaksud untuk melamar Cindur. Orangtua Cindur yang materialistis langsung memutuskan untuk menerima lamaran Harun. Sekalipun Cindur menolak lamaran itu, perkawinan antara keduanya pun tetap berlangsung.

Lentera Di Tepian

Kehidupan perkawinan mereka tidak membawa kebahagiaan bagi Cindur karena ia tidak mencintai Harun. Ia pun mengetahui kalau tujuan Harun menikahinya hanyalah karena harta ayahnya saja. Selain itu, perlakuan Harun terhadapnya pun sangat kasar. Itulah sebabnya ia selalu menceritakan kegalauan, kesedihan, dan kerinduannya terhadap Yahya melalui surat-suratnya. Apa yang akan terjadi kepada sepasang kekasih ini?

“Kali ini, dalam film pendek musikal Lentera di Tepian, saya akan memerankan sosok Cindur, seorang perempuan yang berada di tengah pilihan sulit antara cinta, keluarga, dan sebuah dilema besar dalam hidupnya. Senang rasanya bisa kembali bekerja sama dengan para seniman hebat  dan menghibur para penikmat seni di rumah. Semoga selain menjadi alternatif hiburan, penampilan kami juga dapat menginspirasi. Jangan sampai ketinggalan untuk menonton ya!” ujar Kikan Namara.

Lentera di Tepian ini adalah pertunjukan virtual dengan tiket berbayar sebesar Rp. 35.000, untuk 100 pembeli pertama dan Rp. 50.000, untuk reguler yang dapat dibeli di www.Indonesiakaya.com sejak 27 November 2020 yang lalu. Tunggu apa lagi, segera dapatkan tiketmu, sebelum kehabisan!

Sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, PT Djarum memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan yang turut berperan serta dalam memajukan bangsa dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempertahankan kelestarian sumber daya alam Indonesia.

Berangkat dari komitmen tersebut, PT Djarum telah melakukan berbagai program dan pemberdayaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di masyarakat dan lingkungan selama kurun waktu 60 tahun. Pelaksanaan CSR ini dilaksanakan oleh Djarum Foundation yang didirikan sejak 30 April 1986, dengan misi untuk memajukan Indonesia menjadi negara digdaya yang seutuhnya melalui 5 bakti, antara lain Bakti Sosial, Bakti Olahraga, Bakti Lingkungan, Bakti Pendidikan, dan Bakti Budaya. Semua program dari Djarum Foundation adalah bentuk konsistensi Bakti Pada Negeri, demi terwujudnya kualitas hidup Indonesia di masa depan yang lebih baik dan bermartabat.

Dalam hal Bakti Budaya Djarum Foundation, sejak tahun 1992 konsisten menjaga kelestarian dan kekayaan budaya dengan melakukan pemberdayaan, dan mendukung insan budaya di lebih dari 3.500 kegiatan budaya. Beberapa tahun terakhir ini, Bakti Budaya Djarum Foundation melakukan inovasi melalui media digital, memberikan informasi mengenai kekayaan dan keragaman budaya Indonesia melalui sebuah situs interaktif yang dapat diakses oleh masyarakat luas melalui www.indonesiakaya.com. Kemudian membangun dan meluncurkan “Galeri Indonesia Kaya” di Grand Indonesia, Jakarta pada 10 Oktober 2013. Ini adalah ruang publik pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memadukan konsep edukasi dan multimedia digital untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia agar seluruh masyarakat bisa lebih mudah memperoleh akses mendapatkan informasi dan referensi mengenai kebudayaan Indonesia dengan cara yang menyenangkan dan tanpa dipungut biaya.

Bakti Budaya Djarum Foundation bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang mempersembahkan “Taman Indonesia Kaya” di Semarang sebagai ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan yang diresmikan pada 10 Oktober 2018, bertepatan dengan ulang tahun Galeri Indonesia Kaya ke-5. Taman Indonesia Kaya merupakan taman dengan panggung seni pertunjukan terbuka pertama di Jawa Tengah yang memberikan warna baru bagi Kota Semarang dan dapat menjadi rumah bagi para seniman Jawa Tengah yang bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan dan pertunjukan seni budaya secara gratis.

Bakti Budaya Djarum Foundation juga melakukan pemberdayaan masyarakat dan rutin memberikan pelatihan membatik kepada para ibu dan remaja sejak 2011. Hal ini dilatarbelakangi kelangkaan dan penurunan produksi Batik Kudus akibat banyaknya para pembatik yang beralih profesi. Untuk itu, Bakti Budaya Djarum Foundation melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan keterampilan dan keahlian membatik kepada masyarakat Kudus agar tetap hadir sebagai warisan bangsa Indonesia dan mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa menghilangkan ciri khasnya. Lebih lanjut informasi mengenai Bakti Budaya Djarum Foundation dapat mengakses www.djarumfoundation.org, www.indonesiakaya.com. (SPR)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

UA-131866695-1