Scroll to Top

KAMILA ANDINI, Sutradara Wanita Yang Sering Memainkan Perspektif Berbeda Dalam Karya – Karyanya

By admin / Published on Monday, 05 Feb 2018 05:41 AM / No Comments

Cadaazz.com – Keberhasilan film Sekala Niskala (The Seen and Unseen) meraih banyak penghargaan di industri perfilman internasional tentu saja menuai banyak pujian di kalangan insan perfilman tanah air. Perjuangan tim kreatif di film ini layak diberi apresiasi yang tinggi oleh seluruh sineas nasional, apalagi perjuangan seluruh tim dan sang sutradara Kamila Andini untuk menyelesaikan film yang dana nya dibiayai secara independen dan urunan ini bukanlah pekerjaan yang mudah.

Rentetan penghargaan yang diraih film Sekala Niskala (The Seen and Unseen) mulai dari Toronto International Film Festival 2017, Busan International Film Festival 2017, Singapore International Film Festival 2017, Asia Pacific Screen Award 2017, TOKYO FILMeX 2017, Tempo Film Festival 2017, Dubai International Film Festival 2017, Jogja – NETPAC Asian Film Festival 2017 sampai dengan Berlin International Film Festival 2018 adalah hasil yang tidak menipu prosesnya.

Sebagai sutradara yang mempunyai banyak visi dalam menyelesaikan film ini, Kamila Andini tentu saja bisa bernafas lega menyaksikan karyanya meraih banyak penghargaan. Untuk itu mari kita mengenal sang sutradara perempuan berkualitas ini lebih dalam.

Kamila Andini lahir di Jakarta 6 Mei 1986. Ia belajar Sosiologi dan Seni Media di Universitas Deakin, Melbourne, Australia. Perhatiannya pada isu budaya sosial, kesetaraan gender, dan lingkungan mengarahkan minatnya untuk membuat film dengan perspektif yang berbeda dalam menyampaikan cerita.

Pada tahun 2011, ia membuat film panjang pertamanya berjudul ‘Laut Bercermin‘ yang memotret kehidupan pengembara lautan di Indonesia. Film ini telah mengelilingi lebih dari 30 festival film termasuk Berlinale, Busan, Edinburgh, Seattle, dan mendapatkan lebih dari 15 penghargaan di sirkuit festival.

Dua film pendeknya, ‘Sendiri Diana Sendiri‘ dan ‘Memoria‘, memotret isu perempuan di area kota Jakarta dan juga di area pasca konflik Timor Leste. Film panjang keduanya, ‘Sekala Niskala’ berkompetisi di sesi Platform di Toronto International Film Festival 2017 dan sesi Generation di Berlinale 2018, serta memenangkan penghargaan sebagai Best Youth Feature Film di APSA 2017, Grand Prix Tokyo Filmex 2017, dan Golden Hanoman JAFF 2017. Film ini dikembangkan melalui program Cinefoundation Residence dari Cannes Film Festival dan didukung oleh Hubert Bals Fund, Asia Pacific Screen Awards Fund, dan Doha Film Institute Grants. @fransiscus_eko

Leave a Reply

Your email address will not be published.

UA-131866695-1